Menyelami petatah petitih Kampar
"Poluok pangku Adat nan kokal, kalanggik tuah malambuong" adalah sebuah ungkapan tradisional yang berarti, jika nilai-nilai dan norma-norma dalam adat istiadat diterapkan dengan baik, maka masyarakat tersebut akan memiliki peradaban yang tinggi dan persatuan yang kuat.
"Siang manjadi tungkek, malam manjadi kalang" merupakan pengingat untuk selalu menempatkan dan menerapkan setiap pelajaran dan nasihat baik dalam kehidupan.
"Alu samo dituwuik, limbago samo dituang" merujuk pada konsep saling menghormati dan saling mematuhi.
"bajalan di nan pase, bakato di nan bonau" berarti bahwa kita harus selalu bertindak sesuai dengan hukum dan peraturan, dan harus selalu berpijak pada kebenaran.
"bak sibisu bosian, takonang lai tasobuik indak" memperingatkan agar tidak takut menyuarakan kebenaran meski ada keraguan.
"Tabuju lalu tabalintang patah" mengingatkan agar selalu berjuang untuk membela kebenaran.
" titiok bulioh ditampuong, maleleh bulioh dibaliok" merujuk pada konsep kerja sama dan penggunaan hasil kerja sama tersebut untuk kepentingan bersama.
"Sa-umpamo awuo jo tobiong, lawuok jo ayu" mengingatkan pentingnya saling membantu dan saling menguatkan satu sama lain.
"basuluo matoaghi, bagalanggang mato wang banyak, Sabuik nyato ta-apuong, untuong batu joleh tabonam" merujuk pada konsep bahwa suatu masalah atau persoalan yang sudah diketahui publik adalah responsibilitas bersama dan diperlukan usaha untuk mencapainya.
"putioh nan indak dek bakiliu, bapantang malopen ka-osahan" merujuk pada konsep tidak mudah dipengaruhi, kecuali dengan cara yang benar.
"lowe bapadang lapang, gunuong indak untuo dek kabuik, lawuik indak kowuo dek lawuok" mengingatkan agar berjiwa lapang, berpikiran luas, dan memiliki tekad yang kuat.
"bak bakayuoh biduok ka-ulak, ma-imbau uwang kan datang" berarti suatu persoalan akan lebih mudah dihadapi jika mampu diterima dengan kesadaran dan penerimaan.
"kok bakiek ola bajojak, abi tahun bagonti musim,sondi Adat jan di-anjak" mengingatkan bahwa meski zaman berubah, adat istiadat harus tetap dipegang dan tidak boleh digantikan.
"baghibu nan indak lipuo, jojak nan indak ilang" adalah peringatan bahwa nilai-nilai yang baik dari adat istiadat harus tetap dijaga dan dipertahankan.
"ta-ondam ondam indak basah, ta-apuong apuong indak anyuik" merujuk pada konsep bahwa suatu masalah atau poin penting tidak boleh diabaikan atau disepelekan.
"Ala limau dek mindalu, ilang pusako dek pancoyian" merupakan peringatan akan bahaya kehilangan kebudayaan asli akibat pengaruh budaya dari luar.
"bakato bak balalai gajah, bacuwito bak kotiak ulek" merujuk pada konsep bahwa pembicaraan yang tidak jelas tujuannya dan tidak berpikir tentang perasaan orang lain tidaklah baik.
"ba-undiong siang mandang-mandang, ba- ongak malam agak-agak" mengingatkan untuk berbicara dengan berhati-hati dan tidak menyakiti perasaan orang lain.
Rasulullah SAW pernah bersabda, “Salah seorang dari kalian dapat melihat kotoran kecil di mata saudaranya tetapi dia lupa akan kayu besar yang ada di matanya.” (H.R. Bukhari dalam Adabul Mufrod no. 592). Konsep ini mengingatkan kita untuk introspeksi diri daripada mengkritik orang lain.
Olahan tulisan Indra.zoneydi.andiko44 untuk masyarakat kampar di rantau terutama di Malaysia (dibahaso melayukan)
Ulasan
Catat Ulasan